Oh, Camille punya hadiah untuk merayakan Friday the 13th!
Hadiahnya berupa cerita nyata, semoga terhibur! Xoxoxo
Hari sabtu yang lalu Camille pergi ke sebuah Villa yang unik dan kental dengan nuansa Jawa Kuno, di sebuah daerah di Jawa Barat. Terlihat bangunan rumah penduduk yang berhimpitan, sama sekali tidak menyangka jika di antara rumah yang berhimpitan itulah letak villa yang akan ditempati nanti.
Plang lokasi villa sudah terlihat di kejauhan, dan kendaraan mengarah ke sana. Kanopi tanaman rambat yang hijau nan menyegarkan mata langsung menyambut begitu melewati pintu gerbang villa. Setelah melewati turunan yang cukup curam, kendaraan berhenti, dan kami pun turun.
Langsung terlihat kolam ikan koi yang mengelilingi bangunan Joglo, yang rupanya berfungsi sebagai lobby. Di belakang lobby terdapat hamparan rumput yang luas dan di kejauhan terlihat pura.. Rupanya villa ini temanya sedikit mixing antara Jawa dan Bali.. Belakangan baru diketahui bahwa di belakang pura itu ternyata tempat tinggal pemilik villa, dan pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke sana. Padahal sebenarnya penasaran, seperti apa rumah si pemilik, LOL.
Berada di villa ini, membuat Camille merasa sedang berada di pedalaman Jawa zaman Majapahit dulu. Kira-kira ada 10 bangunan Gebyok, 8 Joglo, dan 3 Limasan di area villa ini. Sejauh mata memandang, hanya pemandangan hijau nan menyegarkan yang dapat terlihat.. Didukung dengan cuaca yang sejuk cenderung dingin.. Tempat ini cocok untuk melarikan diri dari keruwetan dan kepusingan hidup sehari-hari di kota besar.
Setelah mendapatkan kunci kamar, Camille bergegas menuju pondokan Camille, berhubung Camille sedikit penat dan ingin segera menyimpan tas dan barang bawaan Camille. Pondokan Camille berupa Gebyok, yang hanya cukup untuk 1 kamar tidur dan kamar mandi. Tidak ada firasat apapun ketika melihat nomor kunci kamar yang Camille pegang, yakni nomor G4.
Dann... ketika tiba di pondokan, WOW, itu yang Camille ucapkan spontan. Pondokan Camille tepat berada di posisi tusuk sate, di tikungan jalan, tidak seperti bangunan Gebyok lainnya yang ada di sisi kiri kanan Gebyok Camille. Berbagai macam tanaman dari palem, pohon pisang, bambu, menyambut Camille begitu Camille hendak menaiki tangga pondokan.
Satu, dua, tiga, empat, kira-kira ada delapan anak tangga yang harus Camille naiki sebelum sampai di teras Gebyok. Di teras, 2 stel meja dan kursi sudah berjajar dengan rapi, seakan menyambut dan mengajak Camille berkenalan..
Camille memutar anak kunci, dan begitu melihat isi kamar.... Wuah, gelap gulita. Selain karena memang hari beranjak sore, situasi di dalam kamar memang cenderung gelap, faktor dari rimbunnya tanaman di sekitar gebyok.
Setelah sekian lama berkutat mencari saklar lampu - yang rupanya sudah mengadopsi saklar ala hotel modern -, akhirnya terlihatlah! Kamar sekiranya berukuran 8x8 meter, berlantai hijau dan dingin. Di sebelah kiri terdapat 3 sofa kayu berbusa hijau dan 1 meja teh kecil. Di tengah ruangan, terdapat 1 ranjang besar bertudung, headboardnya tepat menempel pada dinding di sebelah kiri ruangan. Di sebelah kanan, ada TV LCD berukuran besar, dan ada meja rias tepat di sampingnya. Ada lemari kecil juga di dekatnya, rupanya itu meja untuk meracik teh..
Ketika Camille menengadah, oh.. tidak ada langit-langit! Kamar itu begitu tinggi... Lengkap dengan kayu malang melintang di atas sana. Imajinasi terburuk Camille, mungkinkah pernah ada orang menggantung dirinya di atas sana?
Camille menggelengkan kepala, lalu mulai mengagumi keindahan kayu-kayu jati yang terukir pada lemari dan meja rias.. Belakangan Camille ketahui, seluruh kayu yang ada di Villa itu, merupakan kayu-kayu jati kuno yang sudah berumur kira-kira 50 - 300 tahun! Oh My.... Betapa berumurnya, dan bayangkan betapa 'berjiwa'nya kayu-kayu itu!
Ini belum seberapa.. Ketika Camille berjalan ke pojokan di sisi lain ruangan, ada sebuah pintu, yang semula Camille pikir, oh, mungkinkah pintu ini menghubungkan keluar, ke kebun? Karena Camille melihat bias cahaya menerobos dari celah pintu.. Lalu kalau di balik pintu ini adalah kebun, dimana kamar mandinya? Sembari gumun Camille pun membuka pintu... dannn....
Terdapat ruangan semi terbuka yang kira-kira ukurannya separuh ruang tidur tadi, memanjang ke samping. Begitu membuka pintu kamar mandi, langsung terlihat bayangan Camille memantul dari kaca di wastafel.. 'Wastafel' itu sendiri terbuat dari batu.. ada mungkin diameternya 50 cm. Di sisi kanan kamar mandi, terdapat batu yang jauh lebih besar lagi dari wastafel! Sekiranya berukuran 2x2m, yang baru Camille sadari ternyata adalah 'bath-tub'. Berendam di dalam batu... wow, Camille belum pernah yang seperti itu.
Lalu.. toilet? Oh, itu dia, ada di samping kiri wastafel tadi, tertutupi separuh dinding. Di samping kirinya lagi, barulah terlihat shower, juga dengan separuh dinding membatasi antara area basah dan kering. Tepat di depan shower, ada lemari kayu kuno, 2 buah kursi dan 1 meja.. Entah kenapa ada kursi di situ, yang terbukti membuat Camille harus berkali-kali menengok ke arah kursi ketika mandi di bawah shower.. Nah, di pojokan kiri kamar mandi ada kolam ikan berukuran kecil, lengkap dengan tanaman. Oh ya, ada kolam memanjang juga tepat di belakang area toilet, wastafel dan bak mandi batu tadi, hanya, kolam yang itu tidak terdapat ikan sama sekali. Yang ada cuma 2 patung wanita mungil yang sedang memawa kendi berisi air, dan dari kendi itu air mengucur ke dalam kolam tanpa henti..
Usai terperangah menyadari kondisi kamar mandi semi terbuka itu, Camille memutuskan akan langsung mandi mumpung masih ada matahari.. Tidak terbayang jika harus mandi di kamar mandi alam seperti itu jika sudah lepas maghrib.. Oh No.. Ya walaupun dilengkapi lampu yang terang sih, tapi..... Camille bergidik jadinya.
Tiba waktu makan malam, yang dilangsungkan di lapangan tepat di depan pura yang Camille katakan tadi. Usai makan Camille memutuskan untuk menyendiri di dalam kamar karena kebetulan Camille tengah tidak fit. Well, memasuki gebyok lagi, tanaman-tanaman yang rimbun di sekitar gebyok tampak scary bagi Camille, walaupun sebenarnya belum ada jam 9 malam. Camille berulangkali mengucap permisi, dan Camille berusaha berpikir positif dan santai.. Camille nyalakan TV, mencari acara yang bagus dan tidak menemukannya. Terpaksalah Camille menonton show yang katanya ramai dan lucu, tapi terbukti tidak berhasil menemani Camille yang SEBENARNYA tengah menahan rasa takut.
Bisa bayangkan, Camille berusaha bersandar santai di atas ranjang.. menonton TV yang kiranya berjarak 3 meter di depan kaki Camille.. dan entah mengapa mesti ada meja rias di sisi kiri TV. Membuat Camille berulang kali melirik ke arah kaca rias... Mungkinkah ada seseorang tengah menyisir rambutnya di depan kaca rias... atau..... Dan herannya lagi, sudah ada kaca rias yang sudah cukup besar untuk berkaca, di atas kaca rias itu masih ada 1 kaca lagi! Kaca yang jauh lebih kecil, tapi sebenarnya untuk apa kaca itu, toh sudah ada kaca yang lebih besar!
Camille masih tahan! Camille masih berusaha fokus menonton show dan berusaha tertawa melihat suguhan show yang kocak, tapi tiba-tiba....
Camille merasa harus ke kamar mandi. Segera. Saat itu juga.
Tidak mungkin Camille memaksakan diri masuk ke kamar mandi yang creepy seperti itu! Sendirian! Harus melewati kaca rias yang sedari awal menghantui Camille! Merasa tidak sanggup lagi menahan tuntutan ragawi, Camille akhirnya keluar lagi dari kamar, dan mencari roommate Camille. Memintanya untuk menemani Camille..
Well.. Yang terjadi pada Camille tidak lain hanyalah permainan pikiran saja. Betul kan? Sebenarnya apa yang harus ditakuti, hanya ruangan yang kayu-kayu ukirnya sudah berumur semua, hanya karena sekeliling kamar adalah tanaman yang rimbun cenderung creepy.. Itu kan cuma paranoid saja. Buktinya Camille tidak melihat penampakan apapun! Hanya perasaan saja. Hanya permainan otak saja. Hanya asumsi.
Bagaimana asumsi seseorang terhadap sesuatu.. dan bagaimana asumsi itu mempengaruhi pikiran dan akal sehat seseorang. Maka dari itu berhati-hatilah sebelum mengasumsikan sesuatu, karena apa yang diasumsikan, itulah yang akan diyakini oleh otak. Padahal belum tentu apa yang diasumsikan itu benar adanya...
Hanya, pada prakteknya memang susah mengendalikan asumsi atau pemikiran negatif. Haha. Amin.
No comments:
Post a Comment